Seperti judulnya, tulisan ini mencoba mencari jawaban terhadap kebiasaan saya sendiri, dan mungkin juga anda, yang kesulitan untuk menunaikan kewajiban sholat 5 waktu, as a moslem of course.
Seorang narasumber untuk artikel di CNN, yang kebetulan bernama Muhammad menyatakan bahwa ini hanya masalah prioritas, mana yang anda anggap penting dalam keseharian dan hidup anda, maka melakukan sholat 5 kali sehari tidak akan terlalu sulit. Well, saya pribadi menganggap sholat sangat teramat penting, saya tahu ini ibadah yang akan dihisab pertama kali, bisa menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar, dan saya benar-benar desperate untuk bisa melaksanakan sholat 5 waktu setiap harinya, bukan hanya 21 hari, seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya, tetapi selamanya. Tetapi kenyataannya tidak demikian, sholat saya masih bolong-bolong dan kadang tidak sholat dalam sehari atau lebih (Masya Allah, ampuni hamba).
Kemudian saya berfikir, merenung, mencari-cari penyebab, mencari jawaban, saya paling benci kalau tidak memiliki jawaban terhadap sesuatu...hehehe. Saya sampai dalam satu kesimpulan, KEBIASAAN, sesuatu yang sudah saya simpulkan jauh sebelumnya dan mencoba memecahkannya dengan pendekatan lakukan 21 hari secara berturut-turut dan anda akan memiliki sebuah kebiasaan baik yang baru, i did it, saya berhasil, tetapi kemudian terulang lagi, sholat saya mulai bolong-bolong lagi dengan penyebab yang sebenarnya sederhana. Jadi sekarang saya mencari cara bagaimana melakukannya dengan pasrah dan tanpa beban, yang lagi-lagi ini menjadi bumerang bagi saya, karena saat AKAN sholat rasanya berat sekali bebannya, akhirnya ndak sholat lagi...haduh.
Satu hal yang saya temukan adalah, riya bisa membuat anda sholat, paling tidak ini kasus saya. Saat di kantor bekerja dengan teman-teman, saya selalu sholat paling tidak dhuhur dan ashar tidak pernah terlewat, alasannya karena riya (ingin dilihat) atau malu. Saya tahu ini alasan yang salah untuk beribadah, tapi saya merasa lebih baik sholat dengan niat kurang lurus daripada tidak sholat. Bagaimana dengan maghrib, isya dan subuh, hehehe, anda tahu sendiri jawabannya, kadang-kadang #mintadijewerpaketang. Subuh kasusnya tersendiri buat saya, ini jenis sholat yang paling jarang saya lakukan walaupun cuma 2 rekaat. Saya percaya sebagian besar dari kita memiliki masalah yang sama dengan subuh, dia ini seperti cewek sok jual mahal yang pedekatenya susah minta lamborghini, eh ampun.
Mungkin anda yang membaca tulisan ini heran, setelah berbagai cara dan upaya untuk bisa melakukan sholat 5 waktu tidak begitu sukses, kenapa tetap berusaha, kenapa ndak nerimo saja seperti diajarkan budaya jawa (saya jawa, muslim, dan Indonesia, sempurna, really??..mmm... not really, hehehe). Jawabannya sederhana saja, saya ingin dekat dengan yang menciptakan saya. Karena saya pernah merasa seperti itu, dan rasanya damai sekali, seolah masalah tidak ada...ya tentu saja masalahnya masih ada tapi rasanya tidak seberat saat kita dekat dengan tuhan, dalam kasus saya Allah SWT. Saya ingin seperti itu lagi, di syurga dunia, mungkin saya menyebutnya terlalu berlebihan, tapi di dunia dimana anda merasa tidak memiliki masalah apalagi kalau bukan di syurga.
Sekarang saya sudah beberapa hari tidak sholat (kayak pengakuan dosa ya), tapi hari ini saya akan mulai sholat lagi. (Saya sudah berada di keadaan ini beberapa kali dan terus berulang, beberapa hari sholat, beberapa hari tidak, atau sholat tapi bolong2, Lord forgive me). Kemudian saya simpulkan sendiri, kalau saya tidak bisa memenangkan 'pertempuran' ini saya akan terus berusaha, I am gonna die trying, Lord look at me, I aint giving up, I m putting a fight down here. (Saya akan berusaha matian-matian, ya Allah mohon lihat hamba, hamba tidak menyerah, saya berjuang keras dibawah sini). Karena saya percaya, tidak ada kemenangan mutlak untuk jihad melawan diri sendiri, yang ada hanya pertarungan terus-menerus. Kok sampai jihad segala ya??? hehehe. Sekian dulu ya teman-teman seperjuangan, anda tidak sendiri, saya sudah 32 tahun berusaha dan belum berhasil, mari bersama menghadapNya nanti dengan jiwa-jiwa kita diselimuti kebanggaan. Amin ya Rabb.
I CANT BELIEVE I ACTUALLY FOUND U IN 2016 :")) Im a 16 years old teenage girl who feels EXACTLY the same as you. Not gonna lie though, seriously.
ReplyDeleteEvery line, every description, it FITS me! I was tryin the 21 days method too but it failed! I TRIED again harder (I even read Quran after I did my prayers), but it FAILED again! I was crying, I was desperate trying to do full shalat in a day. My mom expects me to be a sholihah girl who can bring her to jannah.
I AM desperate tbh. Idk whether u will read this or not, but Im glad I found you. At least I know and I have another perspective now:
Im gonna die trying.
THANK YOU SO MUCH ALLAH BLESS YOU.
Dear Sister,
DeleteSorry for only replying now, I am glad too that I have someone with the same "blessing" as me. I found new revelation, that He made me like this for a reason and that is to dig deep into myself so that I could share the finding with others. I think He just loved me soooo much, or may be too much. :) Amin. Let's fight together.
Subhanallah... Sebuah tulisan motivasi yg sangat bermakna
ReplyDelete#goodJob 👍
Mhn izin share ya.. Thx before
Silahkan, semoga bermanfaat, maaf baru membalas.
Deletekurang lebih sama gan, setiap gw nambahin takaran iman 10% godaan bikin dosa dateng 20% , akhirnya kalah, smp ketemu sesuatu yg bikin gw coba meningkatkan keimanan 30% , dateng cobaan dosa lg lebih dari itu, terus menerus,berbelas2 tahun.
ReplyDeletealasan riya dan malu itu sebenrernya logis, karena pada zaman nabi kalo kita lalai sahabatnya yg lain itu akan mengingatkan, seperti pacar yang ingetin pacarnya untuk makan, di sms, di khawatirin.
Maka dari itu kita para pria disuruh shalat berjamaah di masjid, agar hafal, hilang satu harusnya di cariin dan di tanyain.
tp apa kita cm berharap bisa masuk lingkungan seperti itu?
seprtinya kita yang harus mencari, atau kalo emang mentok gak ketemu, kita yang menciptakannya.
Yang jelas, Iman itu naik dan turun, sesuai dengan tingkatannya, maka godaannya pun sama mendatanginya.
Jihad, bener kita berjihat memerangi ahwa nafsu, hawa nafsu untuk tidak melaksanakan perintahnya, malah cenderung masuk ke lubang perbuatan dosa.
bener juga, bukan masalah kalah atau menang. Mengang masih samar2, sedangkan jika kita menyerah itu jelas kalah. himpit teru s kekalahan itu sekecil mungkin, ajak teman atau apsangan untuk saling mengingatkan, menjadi tali pegangan satu sama lain.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesama bro....
ReplyDeletetapi gw pernah bisa sukses sholat gak putus bahkan selalu on time n jamaah dimasjid. yaitu pas gw punya lingkungan yg selalu tak bosan mengajak. bahkan sampe pada titik akhirnya gw yg mengajak....
tapi selepas pergi dari lingkungan itu, akhirnya balik jahiliyah lagi... hiks.... hilang tak berbekas....
astagfirulloh..... akhirnya setiap pas "bisa" sholat, cuman bisa merenung dan meminta maaf serta berdoa semoga selalu diberikan kekuatan utk melakukan sholat 5 waktu sampe mati....